Pizza bernama 'Saltdean Sizzler' ini tampak biasa saja. Enam potongannya pas untuk 1-2 orang. Toppingnya kuning kemerahan dan sedikit hitam. Saat menyentuh bibir, langsung akan merasa seperti terbakar.
Wajar saja, pizza ini terbuat dari salah satu jenis cabai terpedas di dunia. Tingkat kepedasannya bahkan mengalahkan semprotan cabai (pepper spray) yang membuat mata terasa sangat perih!
Penggagasnya adalah Paul Brayshaw (32), pemilik Paul's Pizza di Saltdean, Inggris. "Saya selalu suka makanan pedas... Saya juga suka menonton acaraMan vs Food," ujar Brayshaw tentang asal mula idenya, seperti diberitakanDaily Mail (27/03/13).
Brayshaw telah menghubungi pihak Guinness World Records agar pizzanya tercatat resmi sebagai yang terpedas di dunia. Syarat yang harus dipenuhi adalah pizza tersebut harus memiliki tingkat kepedasan lebih dari 1 juta SHU. Angka ini lebih dari 10 kali lipat pedasnya cabai rawit.
Brayshaw berusaha memenuhi ketentuan tersebut dengan memakai cabai terpedas di dunia, yakni cabai setan atau Bhut Jolokia. Setelah dilumatkan menjadi pasta, pria ini menambahkan ekstrak cabai lagi agar pedasnya semakin membakar.
Saat ini pizza tersebut sedang diuji di Warwick University. Brayshawpun sedang menunggu konfirmasi dari pihak Guinness. Sambil menanti kabar, pria ini tetap menjual pizza Saltdean Sizzler seharga 10,99 poundsterling (Rp 162.000).
Sejak diperkenalkan tahun lalu sampai saat ini, Brayshaw telah menjual 1.307 pizza. Namun, dari sedemikian banyak orang yang berani mencoba, hanya delapan orang pria dan satu orang wanita yang namanya berhasil masuk ke 'Wall of Flame'. Mereka sukses menghabiskan pizza berdiameter 10 inchi ini.
Sisanya berakhir di 'Wall of Shame' yang terpajang di restorannya. Brayshaw sendiri hanya pernah memakan dua potong Saltdean Sizzler.
Christopher Barnard (28) menceritakan pengalamannya mencicipi pizza terpedas di dunia ini. "Sakitnya terasa bahkan sebelum saya menggigitnya. Saat pizza ini menyentuh bibir saya, rasanya seperti terbakar," tuturnya.
Menurutnya, ia tak merasakan kenikmatan kecuali rasa sakit yang tak tertahankan. Barnardpun sempat takut menelan pizza tersebut. Setelah 20 menit, nyerinya hilang. Namun, kelegaan sementara ini segera disusul oleh sakit perut luar biasa. "Saya tidak akan pernah melakukannya lagi," ujarnya kapok.
Artikel Terkait: